
Perbedaan Atap Bitumen vs Genteng Tanah Liat vs Genteng Metal
Memilih jenis atap yang tepat sangat penting untuk kenyamanan dan ketahanan rumah. Saat ini, ada beberapa pilihan populer yang sering dibandingkan, yaitu atap bitumen (Tegola Canadese), genteng tanah liat, dan genteng metal. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sesuai kebutuhan hunian.
1. Atap Bitumen (Tegola Canadese)
Atap bitumen merupakan jenis atap modern berbahan dasar aspal bitumen, fiberglass, dan lapisan mineral granule. Produk ini berasal dari Italia dan dikenal karena fleksibilitas serta tampilannya yang elegan.
Kelebihan:
Ringan dan fleksibel, cocok untuk berbagai desain atap.
Tahan terhadap cuaca ekstrem, panas maupun hujan deras.
Pilihan warna dan motif beragam sehingga tampak modern.
Kedap suara, meredam bising saat hujan.
2. Genteng Tanah Liat
Genteng tanah liat merupakan jenis atap tradisional yang sudah digunakan sejak lama di Indonesia. Dibuat dari tanah liat yang dibakar hingga mengeras.
Kekurangan:
Lebih berat dibanding jenis atap lain.
Pemasangan membutuhkan rangka atap yang kuat.
Rentan pecah atau retak saat terkena benturan.
Warna bisa memudar seiring waktu.
3. Genteng Metal
Genteng metal terbuat dari campuran baja ringan, alumunium, atau zincalume. Atap ini banyak digunakan pada rumah modern hingga bangunan komersial.
Kelebihan:
Sangat ringan sehingga tidak membebani struktur rumah.
Tahan karat, anti jamur, dan tahan lama.
Proses pemasangan cepat dan mudah.
Tahan terhadap api dan terpaan angin kencang.
Kekurangan:
Lebih bising saat hujan deras.
Bisa menyerap panas lebih tinggi dibanding genteng tanah liat.
Tampilan lebih terbatas dibanding atap bitumen.